Friday, January 17, 2014

Tidak Ada Judul.

Ingin teriak rasanya, ingin berhenti sejenak dari kehidupan nyata ini, aku lelah dengan semuanya, semua kebohongan, bualan, dan janji ini.
Aku tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, aku tak tahu apa salahku, aku tak tahu
Semua karena cinta, semua untuk cinta, semua ini tentang cinta.
Iya cinta, satu kata yang manis tetapi pahit diakhirnya, penuh makna yang tak kumengerti, penuh rahasia.
Setiap bertemu dengannya aku bahagia, aku senang, melihat senyumnya yang manis, rambutnya yang coklat berkilau, kulit hitam manis khas seorang perempuan jawa

Tapi..

Semua kini berubah ketika kita saling bertengkar, saling beradu mulut.
Emosi meluap, perasaan menjadi hilang seketika, ketika egoismu menguasai, aku tak dapat berbuat apa apa, selama ini aku hanya dapat mengalah dan mengalah, tanpa dapat kamu mengerti apa yang kurasa.
Aku mencintaimu sepenuh hatiku, sepenuh jiwaku, kupercaya padamu disaat semua orang menancapkan kata kata pedasnya padaku, pada kita.
Aku mencintaimu sepenuh hatiku, sepenuh jiwaku, tanpa pernah memikirkan arti perbedaan kita, yang kutau kita saling mencinta saling menyayangi, dengan semua yang terjadi hari ini, aku rasa harapan itu pupus.

Kita harus berpisah..

Semua sudah kulakukan, memohon, menangis, seperti layaknnya binatang yang memohon mati
Aku memang tak tahan dengan semua keegoisanmu, tapi itu semua adalah bagian dari tujuanku untuk membuatmu menjadi lebih baik, lebih dewasa, ini juga kan untukmu dan kamu yang akan menikmatinya ketika dewasa nanti bukan?.
Aku tak dapat membendung tangis ini, aku tak mampu.
Semua kata terasa habis dari kerongkongan ini,  aku tak tahu bagaimana caranya agar kamu dapat mengerti semua arti dari “ini”.
Aku berdiri sendiri, melihatmu pergi menghilang dari pandanganku, meninggalkan bekas luka yang terkena cuka, meninggalkan kenangan dan juga bayangmu yang selalu menghantuiku.

Aku harus bangkit dari keterpurukan ini, aku mampu dan bisa menjalani hari hari tanpamu, sudah menjadi keseharusan bukan?.
Banyak hal yang kupelajari, tetapi aku tak tahu harus memulai dari mana, begitu banyak sehingga aku sendiri menjadi bingung.
Hari demi hari berlalu, sudah kesekian kalinya hal ini terjadi, aku tak tahu apakah kamu akan kembali atau tidak sama sekali, tapi selama rentan waktu itu, aku harus belajar mlupakanmu dan aku harus belajar untuk tidak mengharapkan dirimu lagi untuk kembali, mungkin cerita kita harus sampai disini, cukup disini, aku harus menutup buku yang sudah kusam penuh noda, tetesan air mata dan darah.
Disini lah kita harus berpisah, semua kenangan, semua kebahagiaan yang telah kau berikan, semua rasa suka dan duka yang telah kita lalui bersama selama ini, akan ku kenang, dan kusimpan sebagai pelajaran dan juga sebagai kenangan
Aku tak bisa melupakanmu, aku tak bisa menghapus bayanganmu, tetapi yang kupasti bisa adalah menjalani hidup tanpamu, menyimpanmu sebagai kenangan,cukup kenangan, tak lebih.
Aku hanya dapat berdoa, semoga tuhan dapat membuatmu sadar akan semua ini, aku yakin penyesalan akan datang di akhir, tetapi yang lalu biarlah berlalu, nasi sudah menjadi bubur, sekarang, seperti katamu dahulu, bagaimana caranya bubur ini menjadi enak untuk dimakan, seperti itu bukan?

Rasanya berat melalui hari hari tanpa bayangmu, tapi aku yakin aku mampu, ini hanya masalah waktu dan kerelaan.
Semoga aku dapat merelakanmu dengan cepat, dan menerima kenyataan pahit ini.
Semoga kamu dapat menemukan penggantiku, tetapi ketahuilah, yang kuyakin diluar sana, tak ada lelaki yang sebaik diriku, yang dapat menerimamu dengan segala kekuranganmu.

Jika ada jalan tuhan akan menunjukan, jika kamu memang untuk ku, kita akan bertemu lagi, entah kapanpun itu, tapi suatu saat nanti, aku yakin.
Terima kasih untuk segalanya

kata terkahirku..


I love you, my lena.

pasrah

Aku berdiri disampingmu
menatap matamu
berkilau penuh tanda tanya


kita bersama sudah terlalu lama
berpisah terlalu jauh
bertengkar terlalu banyak


tangismu sudah kering
lidah ini kelu
bibir ini bisu


hidup tak mau matipun segan
bingung
terdiam


jangan tinggalkan aku
jangan hancurkan aku

jangan.

Saturday, December 7, 2013

Lagi lagi dirimu

Ketika  aku sudah mulai lelah dengan semuanya ini
Ketika aku tak mampu lagi bergelut manja denganmu lagi
Ketika aku sudah tidak  sanggup lagi memelukmu 
Disitu lah seharusna kamu  berfikir
Kenapa semua hal ini bisa terjadi
Kenapa semua ini bisa dirasakan oleh kita berdua

Kamu  sudah beranjak dewasa, begitupun aku
Tetapi pikiran kita yang masih seperti anak kecil ini tak bisa menyingkirkan segala kegengsian dan keegoisan ini
Kenapa kita selalu seperti ini?

Ketika aku bertanya kamu selalu menyela dan membantah
Aku sabar
Ketika aku mulai curiga kamu selalu memaksaku untuk percaya
Aku percaya
Ketika aku sudah mulai lelah dan ingin meninggalkan semua ini
Aku tak mampu
Dan
Aku tak bisa

Setiap hari aku hanya mendambakan sesuatu hal biasa dan terkadang tak penting
Yaitu hanya, mengertilah keadanku saat ini

Aku memang lelaki
Aku memang seharusnya terlihat kuat dan tegar
Tetapi seorang lelaki juga seorang manusia
Yang membutuhkan sedikit sentuhan manja dari seorang yang dicintanya

Setiap perkataanku tak dapat kamu cerna
Setiap lekuk lidahmu selalu mencambukku untuk selalu mengerti keadaanmu
Selalu kamu kamu dan kamu
Apakah dirimu tuhan? Yang selalu harus aku  prioritaskan dan aku utamakan?
Yang selalu harus aku pikirkan dan aku layani seperti tuan tanah?
aku ingin berontak tetapi tak bisa
aku ingin pergi tetapi memilih untuk tinggal
aku ingin beranjak tetapi tak  mampu

sedikit sesal memenuhi udara yang kuhirup
kenapa aku memilih sesuatu yang tak seberapa harganya dibanding sejuta pilihan lain diluar sana

ini soal pilihan
ini soal komitmen
ini soal prinsip yang dipegang teguh oleh seorang pria
kamu menginginkan seorang pria tegar bukan?
Jika iya, aku akan mengabulkan permintaanmu itu
Tetapi ketika aku berubah sepenuhnya
Aku tak akan sama seperti dulu lagi

Dan semoga kamu tak akan menyesal kemudia hari.