Thursday, August 1, 2013

Ini Semua Hanya Butuh Kesiapan Hati (Part II)

"Tulisan ini kutujukan pada seseorang disana yang telah pergi meninggalkanku tanpa asalan yang tepat dan tanpa kata selamat tinggal"

Malam itu terasa sangat dingin, penuh jeritan dan tangisan. Begitu berat rasanya beban yang kupikul sendiri ini, ah sejuta tronton-pun tak akan bisa mengibaratkannya.
Sesaat fajar menyingsing tak kudapati mata ini terpejam, tubuh ini terasa dirantai oleh ratusan besi tua penuh goresan tajam, digerogoti oleh rasa sedih tak berujung akhir.  Adzan subuh berkumandang, entah mengapa rasanya hatiku sedikit terobati mendengar lantunan ayat suci al-quran, merdu sekali. Tak lama kuterlelap karena di dongengi oleh lantunan dongeng dari sang Khalik

Kuterbangun pada Senin sore, ketika para burung sibuk mencari dahan pohon untuk terlelap di kala senja. Kuterdiam tanpa suara dan gemuruh candaku yang riang, seketika aku berubah menjadi psikopat di dalam ruang hampa. Cukup kutatap layar handpone ini menunggu sebuah pesan singkat berisi kata “hei?” darimu. Aku memang lelaki penuh kegengsian jujur saja, bahkan terkadang aku berpikir bahwa diriku ini adalah seorang wanita yang terperangkap dalam raga seorang wanita.
Tak kusadar hari sudah gelap dan malampun tiba bak sang batara menelan habis sang surya. Adzan mahgrib sudah berkumandang, tak lama ku segera mengambil air wudhu dan segera menunaikan ibadah Shalat mahgrib, bertemu Penciptaku dan memohon sesuatu yang dianggap konyol  bagi orang banyak.
“Allah’huakbar” takbirku penuh khidmat, kumerasakan elemen tuhan berada di atmosfir tempatku Shalat, begitu khidmat suasana atmosfir ini, tak sadar salampun telah kuucap saat akhir Shalat. “Bismillah’hirrahmannirahim” kuberdoa, ketermenung, kuterlemas yang bisa kulakukan adalah berdoa dengan penuh keyakinan bahwa tuhan akan segera menunjukan jalan terbaiknya, secepatnya, kuselingi setiap doa nama seorang yang kucinta yaitu ia, yang memutuskan untuk pergi dariku tanpa alasan yang logis dan bisa diterima oleh pikiran akal sehat. Mengapa tuhan kau selalu mengujiku dengan masalah seperti ini? Lagi dan lagi!, tak pernahkah kau sejenak memberiku sepucuk kabar yang membahagiakan? Kenapa tuhan kenapa?!

Kuberdoa tak henti, tak kusela, tak terasa bibir dan kerongkongan ini terasa kering dan pecah. “riq makan dulu kamu sana, daritadi kok Shalatnya gak selesai selesai sih?” omaku berkata
“iya oma nanti aja, ariq masih mau doa dulu, nanti juga makan sendiri kan kalo laper hehe” “yasudah jangan lama lama”
“oke omaaa hehe”
Setiap waktu yang kulakukan hanya berbaring mentap layar handphoneku menunggu sepucuk pesan darimu yang begitu kuharapkan. 

Tiba tiba hatiku membisikan sesuatu hal, hal begitu gila dan liar, tanpa pikir panjang kutepis saja pikiran itu . “ah dia enggak bakalan kaya begitu kok”. Tetapi entah mengapa rasa cemas dan khawatir ini tak kunjung mengalah , semakin lama aku dikendalikan oleh pikiranku sendiri, terjajah tanpa ada alasan. Sampai kapan aku akan seperti ini?, aku tak tahan, dengan penuh keberanian dan kenekatan akupun beranikan diri mengirim pesan teks awal kepadanya.
“PING!!!”
“iyaaa?”
“kamu kemana aja kok gak ada kabarnya sih?”
“aku nunggu kamu bbm duluan, aku takut buat bbm kamu duluan”
“loh kok gitu? Justru aku nungguin bbm dari kamu, aku gak bbm kamu karena takut ganggu aktifitas kamu”
Ah serba salah jadinya kalau seperti ini!, aku harus apa?  Harus seperti apa lagi? Argh!!! Ingin rasanya aku menghapus segala ingatan yang ada saat ini, kurasakan hidupku ini hanya berkutat dalam lingkaran penuh masalah

berhari hari terombang-ambing oleh rasa ini, terkadang bahagia dan terkadangpun aku bisa saja berubah menjadi sosok pengemis cinta, aku putus asa dan aku pun bercerita sedikit tentang masalahku pada kaka sepupuku, sahabat sahabatku, dan alhasil mereka pun mengeluarkan kata kata yang sama, "jangan lo deket deket dia lagi", apa mau dikata? rasa sayang dan cinta ini dapat mengalahkan pendapat seseorang bahkan yang kita percayai sekalipun, wajar saja jika seperti ini, aku berani taruhan kalian semua pun juga pernah berada disituasi seperti ini, bingung tak mengerti arah tujuan akhir masalah ini bukan?
hari demi hari berlanjut dan situasi ini tetap tak berubah, tetap sama berputar pada lingkaran yang sama, akupun sudah merasa tak peduli dan masa bodo akan semua ini..



BERSAMBUNG.....

No comments:

Post a Comment